26 Feb 2013
Kini aku butuh seseorang yang gagah untuk menamparku dengan keras. Aku rasa aku mulai tidak waras sayang, aku mulai kesulitan membedakan mana kenyataan, hidup impian, imaginasi atau cerita khayalan. Aku rasa begitu.
Kamu benar-benar kembali terjaga dear... :').
Jam sudah menunjukan pkl 23.00 WIB aku masih diperjalanan pulang, seperti janjiku sebelumnya, aku hanya akan pulang jika kota Paris sudah beranjak senja, karena aku percaya kamu akan bangun disana. Aku terus menanyakan kabarmu, tapi tetap tak juga siuman.
Aku mulai resah, takut-takut semua keyakinan ini tak terjadi. Ku minta sahabatku itu untuk menyanyikan sebuah lagu atau berkata apapun padamu, anggap saja itu aku. Dia setuju.
Waktu sudah menunjukan jam 00.00 WIB.
"Berhasil akak, akhirnya mas mau, tadi Dd usir mba Ana, hek, sebentar, qt berdua di dlm,
dd pgang tgan mba, mas ngluarin apa yg ada dihati dia buka dialog yg qt mnta, mas menyanyikan 2 lagu dan di bait terakhir mba ngeluarin air mata, dan berbisik ntah bicara apa, kemudian mas membuka alatnya mba melihat dd akak...kemudian kata pertama yang di ucapkan 'nemo mana? Tadi dia disini?' ...Sempurna"
Pesan Dd kita yang aku terima. Kamu benar-benar pulang bersama senja itu sayang.
Dan tak lama, kita sudah kembali berbincang, suaramu masih sangat lirih, lemas, kamu siuman sayang.
Alhamdulillah...Ketika kita percaya dan meyakini sepenuh hati, maka keajaiban selalu bisa terjadi...seperti juga hari ini...Rindu dan semua hal yang terjadi beberapa hari ini, termasuk air mata yang tak terhenti, kini sudah terganti, terbayar impas.
Lekas pulih sayang, kita lanjutkan pada muara rindu berikutnya...
Alhamdulillah...
Terimakasih ya Rabb...Kebahagiaan ini, tak terganti...kebahagiaan ini...entah bagaimana mengucapkannya...Terimakasih...