Pengalaman mengajarkan segalanya, begitu kira-kira yang semesta bicarakan dan sampai juga terdengar. Selalu yang menjadi kesulitan tersukar adalah bait pertama dan bait terakhirnya. Karena dari sanalah cerita dimulai dan diakhiri. Kebiasaan lain nya adalah,...tak ada apapun di bait pertama, tidak juga di bait terakhirnya.

Dalam kontradiksi antara hati dan pemikiran yang kadang kala tidak selalu sesuai dan membuahkan perasaan-perasaan yang terbawa dari kisah yang sudah-sudah, Sekelebat, selalu ada. Mengingatkan kembali bahwa sakit adalah sakit, bahagia adalah bahagia, menjadi tidak lagi logis karena Sekelebat itu mencampuradukkan keduanya. Hingga di titik ini, sebagian menyerah lalu membuka kembali kenangan-kenangannya dimasa-lalu yang susah payah coba dilupakannya, sebagian lainya acuh-tak-acuh menenangkan hatinya dan tetap melangkah.

Di Sekelebat itu, wajah-wajah pembuat perumpaan hidup muncul, di Sekelebat itu, cerita-cerita menyakitkan tercampur-aduk dengan kerinduan dari sebagian sisi menyenangkannya sehingga dengan mudah hati memaafkan dan menganggap bahwa segala sesuatunya bisa dimulai kembali. Lalu yang terjadi setelah itu, adalah perulangan rekursif yang tak henti-hentinya menatar dan menciptakan penyesalan-penyesalan baru ketika kita memutuskan untuk menyerah. Maka syukurilah. Atau segalanya benar-benar berakhir sudah.




Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.