Senja di musim hujan menjadi temaram seperti langit malam. Membasuh diri dengan usapan butir lembutnya, sejuk, hanya melanjutkan hidup. Di sisi seberang, sebuah pohon hanya melambaikan dedaunan. Mencoba berbicara dalam bahasa yang tak dimengerti. Mungkin mereka mencoba mengingatkan.

Tak perlu menunjukan apapun! karena hal seperti itu hanya akan membuat langkah terlihat tak seharusnya, bahkan hanya akan membuat sebagian dari mereka merasa aneh dan menjauhi kepatutan bagi sebagian lainnya. Maka izinkan saja aku tersenyum dalam diam. Mematuhi dunia yang berlari-lari dalam pikiran. Toh mengungkapkannya hanya akan membuat sebagian mengerti dan sebagian lainnya tidak, memberikan pemakluman dalam berbagai cara yang sebaiknya tak diutarakan.

Tak perlu menunjukan apapun! karena pada akhirnya, hal seperti itu akan membuat dunia yang diimpikan dengan sangat luas hanya berwujud sebesar kotak sabun. Tidak. Aku tidak mau. Dan diam menjadi satu-satunya tempat terbaik untuk menjaga semua kemungkinan itu tetap ada. Jangan!. Jangan samakan diam lisan dengan langkah tanpa tindakan. Sungguh. Karena hal itu tak memiliki kesamaan.

Aku teringat pada waktu itu, meskipun tak tau pasti kukejar. Meskipun sangat membantu. Namun hari esok yang serasa lama dan tak dapat kugapai. Izinkan saja aku. Diamku. Karena aku, hanya ingin membiasa.






Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.