Ketika kita tiba pada suatu titik, kita selalu memiliki pilihan untuk berhenti atau melanjutkan. Dan 'melanjutkan' selalu memberikan arti lain dari sebuah usaha yang di serahkan pada pelukis langit, termasuk juga do'a-do'a yang sepertinya tidak mungkin tapi begitu diinginkan. Tapi bagi Tuhan, ketidakmungkinan adalah ketiadaan.

Selasa. Hari kedua ketika hitungan waktu dimulai dari senin. Hari dimana Tuhan semakin meyakinkanku bahwa "tak ada do'a yang tak terkabulkan" meski dengan cara-cara yang agak sulit untuk dipahami, tapi sebetulnya semua itu ada.

Beberapa minggu lalu aku pernah berujar, bahkan masih di tempat yang sama. Tuhan aku ingin Morrie, aku ingin seorang Morrie! begitulah kira-kira. Dan hari ini, Tuhan benar-benar mengirimkannya. Seorang Morrie dengan segala keunikannya, dia biasa menggunakan Topi koboi dan sepatu sport, geraknya lincah seperti masih seumurku padahal usianya sudah diatas setengah abad. Dia selalu menyapa "Helloo...""jeeet iiitttt?" kalimat 'Did you eat' yang hampir tersamar oleh keunikannya". Kalimat yang selalu menjadi ciri khasnya ketika menyapa di depan pintu ruangan kerjaku. Acara kesukaannya adalah Three Stogees, komedi lawas entah tahun berapa, dimana gambar yang ditampilkan hanya berwarna Hitam dan Putih. Mr.Sugeng. Aku biasa memanggilnya Sensei Dia benar-benar seperti do'a yang terjawab. Proffesor Morrie versiku sendiri. Sebutlah apapun itu, karena aku sedang menjalani hidup impianku. Seperti juga tempat ini. Karena Dimata Tuhan, tidak ada yang datang terlalu cepat atau terlalu lambat, yang ada hanya tepat!.


Thuesday 15 01 2013


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.