Tiba-tiba tawa terhenti
Berubah muram tanpa pesan
Tak ada penjelasan
Tak ada alasan...
Tak menceritakan apapun
Tiba-tiba hati tak lagi menari
Berubah temaram tanpa hiasan
Padahal detik yang terlewati masih baik-baik saja
Tak ada alasan
Tak ada penjelasan...
Salahkah langkah ini?
Salahkah lisan ini?
Salahkah memperhatikannya seperti ini?
Sebutlah apapun itu, ini hanya sebuah....tanya
Sebait celah sunyi tak menemukan bintang
Tak terarah dan tak jua menyerah
Hanya terkulai di secarik lelah
Satu...Dua....Tiga....
Datang dan pergi silih berganti...
Nafas mulai terengah menahan pasrah..
Namun penantian tak kunjung usang..
Anak tangga tak berdasar tak tampak terlihat...Jauh..
Menangkup masa depan pada sebaris kiasan..
Iniliah alunan rindu...
Inilah alunan jiwa-jiwa yang terkurung rasa itu...
Riwayat batin masih tak terbaca
Kesukaan jiwa masih tak diketahui
Meredam dalam senja temaram..
Meredup dalam timbangan biduk..
Bernama...
Partitur hidup........
Aku masih menemani kakak ku di Rumah Sakit, operasinya berjalan lancar, bahkan tidak lama lagi sudah boleh pulang, semoga kamu juga ya dear, yes..of course.. :)
Tuhan masih terus mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa. Aku memanggilnya Oma. Usianya 64 tahun dear, tapi dia begitu luar biasa, dia masih segar dan bahkan gagah sekali. Oma kuat sekali seperti dirimu dear...Oma berasal dari Bangka Belitung, aku berkenalan dengan Oma beberapa hari lalu, tapi kini kami sudah sangat akrab dear. Jangan cemburu sama Oma ya.. ^_^
Beberapa hari lalu ketika pertama kali datang ke rumah sakit ini, aku melihat Oma terbaring sendirian, melihat jendela yang mengarah ke taman. Tapi senyum tak pernah lepas dari wajahnya, mata sipitnya semakin terbenam ketika dia terus tersenyum.
"Ade sakit apa?" oma bertanya,
Dalam hati aku bilang, "loooh kok dia tau nama aku, dukuun yaa.." #orang tua memang memanggil seperti itu pd yg lbh muda, bodoh! Oke..deal..
"bukan aku yang sakit Oma, kakak ku"
'Sakit apa?' tanya Oma lagi
"saat ini blm tau Oma, masih harus periksa Lab."
Kemudian tanpa kusadari, Oma mengundang masuk keruangan nya, mungkin lebih tepatnya, aku
yang meminta izin masuk untuk mengajak Oma berbincang,
Tanpa terasa canggung, Oma mulai menceritakan banyak hal, kadang kami tertawa kecil mengenai hal2 yang tidak terlalu penting, dan diakhir, Oma menceritakan sakitnya...
Ternyata Oma penyintas seperti kamu dear, mungkin ini yang membawaku pada Oma, selalu hanya tentang kamu.
Oma terkena kanker ovarium, sebelum ini dia sudah melakukan kemo puluhan kali, bahkan sempat
dirawat di Surabaya selama 2,5 tahun, dan yang buat hatiku teriris adalah, Oma sendirian, tak ada yang menemani atau mendampingi, sekarangpun Oma dirawat di rumah sakit inipun sendirian. Kanker Oma sudh stadium tiga, dan besok dia harus sudah kemo lagi, untuk kesekian puluh kali,
Oma seorang pejuang, kegigihan dan semangatnya mengingatkan aku pada seseorang yang aku
sayangi dear, Ikan Mas jelek, kamu, iya, kamu.......